Rabu, 27 Mei 2015

Kangen Papa



Kemarin sore ada kejadian yang sebetulnya saya susah mengungkapkannya. Beberapa sahabat segank Nduk Ayu (sejak SMA) main kerumah. Salah 1-nya membawa adik perempuannya yang sedang menunggu pengumuman kelulusan SMP.

Gadis kecil ini namanya Lily. Saya mengenalnya dengan sangat baik karena mamanya adalah sahabat Simbok sekaligus rekan joint catering. Almarhum papanya juga termasuk sering sekali mengobrol dengan saya terutama soal anak-anak. Beliau berpulang beberapa bulan yang lalu karena (diduga) serangan jantung. Lily ini juga dekat dengan si Nduk. Sudah dianggap adik sendiri oleh si Nduk.

Saya ndak terlalu mengikuti obrolan anak-anak itu karena setelah makan malam saya meneruskan lemburan kerja saya. Sekitar jam 9 lewat mereka pamitan pulang. Sempat menemui saya di ruang baca. Ketika yang besar-besar sibuk ngeciwis sambil pamitan sama Simbok, Lily mendekati saya. Sambil menyalami saya ia bilang (pelan sekali): "Boleh ndak saya peluk om? Saya kangen sama papa".


Speechless.


Saya cuma bisa peluk dia. Sama sekali ndak bisa ngomong. Susah sekali menahan airmata supaya ndak keluar.


Dan semalam pula saya mendapat 1 lagi alasan untuk bertahan hidup. Ada seorang gadis kecil yang sewaktu-waktu membutuhkan pelukan saya bila rindu pada almarhum papanya.


Pesan saya buat semua papa yang mungkin membaca tulisan ini, peluklah putra-putri Anda selagi masih punya waktu. Kelak bila takdir memaksa Anda untuk berpisah dengan putra-putri yang sangat Anda kasihi, masih ada ruang dalam hati putra-putri Anda untuk mengenang segala hal indah yang sudah Anda berikan untuk mereka. Mungkin mereka masih bisa mendapatkan pelukan dari orang lain. Tapi bila tidak, setidaknya mereka masih bisa mengingat bahwa pelukan Andalah yang mereka rasakan paling hangat.



__________


(PR.27.05.2015.Chris Darmoatmojo)



10 komentar:

Komen boleh aja, boleh banget sih! Tapi yang sopan yah.........