Kamis, 22 Juni 2017

Susahnya "Mengusir" Emak




Emak atau Mak Tutun adalah ART kami yg sudah ikut Nyonya sejak jaman purba. Ketika Nyonya & Nduk pindah ikut saya otomatis Emak ikut juga. Loyalitasnya jangan ditanya. Apalagi rasa sayangnya pada Nduk. Ndak perlu diragukan lagi.

Menyuruh Emak libur itu suliit sekali. Ia memang ndak punya keluarga inti (anak & suami). Yg ada hanya keponakan2nya. Tapi ia lebih sayang sama Nduk daripada sama keponakan2nya. Itu pernah diakuinya sendiri. Ndak sayang bagaimana wong Nduk sudah diurusnya sejak bayi merah.

Minggu, 18 Juni 2017

(T'sC) Just A Little Note



Mengawali perjalanan kemari dgn rasa gamang, aku harus mengakhirinya dgn rasa yg sama. Aku gamang harus meninggalkan pak Chris yg kondisi kesehatannya nda bisa diprediksikan. 2 minggu itu waktu yg cukup panjang di mana sehari saja situasinya bisa berubah dari plus ke minus & itu sudah berkali-kali terjadi. Tapi berkali-kali pula ia meyakinkan bahwa nda akan kenapa2. Lagipula ia tau betul bahwa aku sudah kangen sekali pada si Ucrit. Oklah aku berusaha untuk percaya. Sampai waktunya aku harus berangkat ia nda apa2. Bahkan sampai detik ini waktunya aku harus pulang kondisinya masih terkendali.

Kamis, 15 Juni 2017

Pelangimu, Pelangiku



Telah tiba suatu masa
Saat kulepas kau terbang tinggi
Mengepakkan sayapmu yang mengembang bebas
Untuk meraih pelangi
Yang pernah kujanjikan
Buatmu seorang

Senin, 12 Juni 2017

Tinutuan dan "Anak Durhaka"



Kemarin sepulang misa Minggu pagi saya mendapat kiriman tinutuan (bubur Manado) dari mba Tien. Beliau inilah yg jadi rekan nyonya mendirikan usaha katering. Kebetulan saya memang lagi lapar berat karena saya agak terlambat bangun (gegara semalaman skypean dengan nyonya & nduk). Jadi saya berangkat ke gereja tanpa sarapan dulu (cuma sempat mengunyah roti tawar gandum kosongan selembar buat "bungkus" obat yg harus saya telan). Makanya begitu bubaran misa saya langsung pulang & ketemu dengan tinutuan yg hau jek sen cing ping.