Senin, 08 Februari 2016

Kalau Si Kembar Bertengkar



Punya abang & adik berjenis kelamin sama dengan usia berdekatan seingat saya membuat kami tumbuh bersama & hampir ndak pernah bertengkar. Dari kecil Mas orangnya sudah bersifat ngemong & cukup obyektif. Ia bisa memperlakukan kami secara adil. Kalau saya dianggap salah ya ditegur. Kalau adik dilihatnya bandel ya dimarahi. Sikapnya yang ndak pernah berat sebelah membuat kami adik-adiknya bisa menghormatinya dengan cara kami sendiri.

Kemudian saya punya anak cuma seorang. Ndak ada saya pernah lihat Nduk ribut sama saudaranya. Lah saudara dari Hongkong? Kalau ribut ya ributlah sama mamanya atau ngambeklah sama papanya. Makin jauhlah saya dari pengalaman bertengkar dengan saudara sendiri.

Sekarang?


Hemm.. Akhirnya saya dapat juga pengalaman itu. Si kembar - keponakan saya itu - ternyata bisa juga bertengkar. Rame. Meriah. Gegap gempita. Kalau saya lihat memang keduanya punya sifat yang nyaris bertolak belakang.

Si perjaka sifatnya lebih seperti papanya. Sebenarnya bisa ngemong. Cuma yang diemong ndak begitu mau. Si gadis sifatnya lebih ngeyelan & rada keras kepala. Si perjaka merasa harus menjaga saudarinya sementara si saudari merasa sudah bisa menjaga dirinya sendiri. Susah dapat titik temu sampai akhirnya bertengkar.

Itu terjadi hari Kamis yang lalu. Saya yang pulang kerja biasanya disambut banyak orang cuma dicengiri saja sama Nduk yang asyik selonjoran di sofa ruang tengah sambil nonton TV & makan kuaci. Sebelum saya tanya ia sudah ketawa sambil bilang, "Pada ribut noh di atas! Lagi disurvey sama Mama."

Ketika saya naik ke lantai atas perang masih terjadi. Tantenya cuma nonton saja tapi sudah siap-siap pasang badan kalau-kalau sampai terjadi adu fisik (untungnya ndak :D). Saya pun akhirnya diam-diam duduk di sebelah tantenya, ikut nonton.

"Lu tuh ya bla-bla-bla!!"
"Lah lu lagi! Ngapain juga bla-bla-bla!!"

Nadanya sama-sama tinggi. Wajahnya sama-sama disetel kenceng. Akhirnya kisah perang saudara berakhir ketika si gadis sudah ke taraf nangis bombay & si perjaka cemberut berat menatapnya. Selanjutnya setelah dapat penjelasan singkat tentang pangkal masalahnya, si perjaka jadi urusan tantenya & si gadis jadi urusan saya. Kenapa saya yang ketiban mengurusi si cantik ini? Karena secara obyektif ia ada di pihak yang "salah". Berhubung saya lah yang punya hubungan darah dengannya maka lebih enak kalau saya yang mengurusi tangisan bombaynya. :)

Masalahnya dianggap sepele ya sepele, dianggap ndak sepele juga ndak sepele. Pendeknya memang patut diributkan oleh anak seusia mereka. Si perjaka merasa berhak menegur adiknya, si gadis merasa abangnya over protektif. Si perjaka merasa karena ia cowo maka sudah layaknya ia melindungi kembarannya yang cewe ini. Sementara si gadis merasa bahwa kedudukan mereka sejajar jadi ndak perlu ada yang bertindak jadi ABG-sitter.

Dalam pandangan saya si perjaka ndak berlebihan juga sebenarnya. Wajar bila ia melakukan itu. Maka tugas saya lah untuk memberi pengertian pada si gadis soal ini. Pusing juga menemukan bahasa yang pas. Tapi pelan-pelan akhirnya ia memahaminya juga. Saya katakan padanya bahwa "kamu satu-satunya saudara yang ia punya. Ia ndak mau kamu kenapa-napa. Kalau kamu bisa bilang kamu ndak setuju ia begini-begitu & ia bisa menurutinya, bagaimana kalau kamu melakukan hal yang sama?"

Sebenarnya keduanya selama ini sama-sama bersikap saling over protektif. Hanya saja bedanya si perjaka lebih kompromis, sementara si gadis lebih sakarepe dewe. Di sini ndak imbangnya. Maka itulah yang saya cekokkan pada si gadis bahwa sebenarnya hubungan mereka sangatlah indah & istimewa. Lebih indah lagi kalau mau lebih saling mendengarkan & memahami.

Ketika papanya muncul besoknya menjelang malam keduanya sudah ketawa-ketawa & rangkul-rangkulan lagi. Ndak ada bekasnya habis perang saudara sehari sebelumnya. Tapi keduanya bisa juga terbuka sama papanya bahwa mereka "kemarin berantem, tapi sudah baikan lagi", bahwa mereka "so sorry sudah merepotkan tante sama om, tapi besok-besok ndak akan begitu lagi".

Ah anak-anak yang sungguh menggemaskan.. :D

__________

(JP.08.02.2016.Chris D.a)




4 komentar:

  1. mas...

    ini tadi aku dah nggelar tiker, bawa kacang dan es teh sambil bawa catetan, siap nonton orang berantem lho...
    siapa tau bisa jadi referensi adegan berantem.
    tapi...
    hadeh...
    garuk-garuk...
    ini berantemnya jadi, nggak ??

    :D :D :D

    BalasHapus
  2. Seru ya pak chris, itulah bunga2 persaudaraan he he he

    BalasHapus
  3. Hehehe... Anak-anak kadang susah ditebak...

    BalasHapus
  4. Isae ya rukune kayak gitu lek tengkar jadie rame :))))

    BalasHapus

Komen boleh aja, boleh banget sih! Tapi yang sopan yah.........