Nirwanaku

Jiwaku jatuh pada sepotong sinar netra berpendar harap pada suatu ketika. Harapmu. Ya, milikmu. Dan aku tak bisa lari menghindar. Nyawaku terpaku padamu. Ya, hanya padamu.


Tiap usapanmu memimpin rohku kembali pada sepotong nirwana. Tiap ucapanmu membimbing sadarku kembali ke tempatnya. Pada harapan yang masih berjajar satu per satu. Menunggu langkah menuju dan teraih dalam pelukan lengkung senyum.

Lelah kerap berdenting tapi kau tetap tegak berdiri. Kukuh diterpa badai dan dihantam tsunami. Padamu aku bergantung. Padamu aku berlindung. Padamu, malaikat tanpa sayap yang dikirim Tuhan untukku.

Kelak kuhantarkan seluas nirwana untukmu. Pada kesunyian saat kita bergenggaman tangan. Menatap lengkung pelangi sehabis hujan.

Tapi nirwanaku sudah sampai. Padamu. Pelukmu. Sebentuk bumi tempatku membaringkan diri.

Nirwanaku.

Bumiku.

Pertiwi..

__________

(JP.02.01.2016.Untuk Pertiwiku.-Chris Darmoatmojo-)