(T'sC) Everyday is My Birthday

Umurku masuk angka setengah abad di hari Selasa minggu lalu. Tepat ketika suamiku boleh  pulang dari RS setelah (lagi-lagi) opname beberapa hari. Tentunya aku senang sekali. Berasa mendapat hadiah ulang tahun paling indah. Nda hanya sampai situ. Ternyata ketika sampai rumah sudah ada kiriman tumpeng lengkap dari mba Tien. Benar-benar kejutan yang menyenangkan! Belakangan aku tahu tumpeng itu pesanan suami & putriku.

Ada kalimat yang cukup terkenal: "life begins at 40". Tapi aku mengalaminya at 48. Ketika aku berkeinginan untuk memutar arah pandangku. Memperbaiki apa yang masih bisa diperbaiki. Membuang sifat tiger mom dalam diriku & mengubahnya jadi pandangan untuk lebih menghargai putriku. Menyingkirkan sikap tak mau bersyukur & menyesali diri. Belajar lagi tentang arti kesetiaan dalam kehidupan perkawinan. Berusaha menerima suamiku apa adanya ia seperti ia menerimaku selama ini. Berlatih untuk meminta dan memberi maaf. Dan masih banyak lagi.

Nobody's perfect. So am I. Bahkan jauh sekali dari kata sempurna. Tapi dengan bertambahnya usia rasanya malu untuk terus bersembunyi di balik pikiran tentang ketidaksempurnaan seperti itu. Jujurlah aku hingga detik ini masih sering berkilah "aku cuma manusia biasa". Tapi ketika aku berkaca jadinya malu sendiri. "Memangnya kalau cuma manusia biasa nda perlu untuk berusaha lebih baik?".

I'm still not perfect. Tapi masih berharap banyak untuk bisa terus perbaiki diri. Everyday is my birthday. Tiap pagi aku bangun & melihat bahwa "tumpeng" ku yang paling ganteng masih terlelap dengan damainya sebelum membuka mata & mulai mengawali sepanjang harinya. Tiap pagi aku masih mendapat sapaan dari "kue tart" ku yang paling cantik. Juga ada wajah-wajah ceria 2 "cupcakes" yang manis. Selain itu masih ada banyak "minuman soda" & "pop corn" di sekitarku.

Everyday is my birthday. Everyday is my party. Apakah aku masih patut meminta lebih?

(Tiwi's Corner.31Mar2016)