Minggu, 06 Desember 2015

Maling Apes



Beberapa hari lalu sempat mengobrol dengan seorang teman via email tentang "dunia lain" membuat saya ingat sebuah kejadian yang mungkin lucu mungkin juga mengenaskan. Tergantung dari sisi mana melihatnya. Terjadinya sudah bertahun-tahun yang lalu, tapi masih saya ingat sampai sekarang.

Suatu hari pagi-pagi kami di rumah kaget karena ada beberapa orang tetangga yang memanggil-manggil dari luar pagar yang masih tergembok. Ketika saya keluar pada bertanya saya kehilangan apa. Saya bingung karena merasa ndak ada yang hilang.

"Ada maling pak. Ketiduran di atas temboknya bapak. Sudah selesai digebukin di sebelah," kata salah seorang tetangga saya.

Haah??

Saya kaget setengah mati  & buru-buru ke sebelah bersama nyonya. Rumah saya memang ada di pojokan. Tembok samping kanan berbatasan dengan jalan kecil. Ternyata yang katanya maling itu sudah dibawa ke balai RW. Kami pun menyusul ke sana.

Benar, tersangka maling itu sudah bengep semua karena kena gebuk banyak orang. Kasihan juga melihatnya. Lalu bagaimana kejadian sebenarnya?

Si tersangka maling ini memang benar berniat mencuri di rumah kami. Saat itu memang kami sedang ndak punya piaraan anjing seperti biasanya. Setelah colie nya Nduk mati, herder kami juga mati. Pikirnya si maling rumah kami pasti aman untuk digerayangi.

Jadilah ia malam itu mencoba memanjat tembok samping untuk masuk ke rumah kami. Ia berhasil sampai di atas tembok, tapi setelah itu (katanya) ia ndak ingat apa-apa lagi. Sadar-sadar sudah diseret turun dari tembok & digebuki orang-orang yang memergokinya tidur di atas tembok rumah kami.

"Pak Chris punya penjaga?" begitu tanya Pak RW.

Saya tahu maksudnya dengan "penjaga". Maka saya menggeleng karena saya memang ndak pernah dengan  sengaja memelihara penjaga yang ndak kelihatan mata. Kalau memberi tempat pada "sesuatu" memang iya.

"Ia" ada di pohon mangga di halaman samping rumah yang berbatasan dengan tembok itu. Saya memang pernah nego dengan "ia" agar pindah dari ruang kerja saya (karena pernah menakuti Nduk sampai kejer walaupun "ia" maksudnya cuma ingin kenalan & ndak mengganggu) & "ia" memilih untuk "tinggal" di pohon mangga (sampai sekarang). Kami sendiri selama ini sama sekali ndak pernah memberi "ia" apa-apa (baik berupa "makanan", sajen atau apapun) selain tempat untuk tinggal. Jadi saya pikir istilah memelihara penjaga itu sama sekali ndak tepat.

Mungkin, sekali lagi mungkin, "ia" lah yang membuat maling itu gagal beraksi. "Ia" sudah ada dari jaman pakde saya menempati rumah ini. Saya memang membeli rumah ini dari pakde saya. "Ia" sesekali seolah menyatakan diri "masih ada" tapi sama sekali ndak pernah bermaksud usil/mengganggu. Makanya saya biarkan saja. Baru saat Nduk Ayu terganggu saya meminta "ia" untuk pindah. Itu pun dibantu dengan seseorang yang dikaruniai kemampuan untuk "berkomunikasi". Adik saya sebenarnya bisa (& dulu memang pernah "berkomunikasi" dengan "ia") tapi sayangnya saat (peristiwa "pemindahan") itu adik saya sudah almarhum.

Setelah peristiwa itu kami memutuskan untuk memelihara penjaga beneran berupa seekor doberman & seekor herder. Tiap malam keduanya (setelah cukup besar) kami lepas di halaman depan rumah. Sesekali memang keduanya menggonggongi pohon mangga tanpa sebab pada siang hari. Tapi selebihnya ndak ada kejadian apa-apa lagi. Halaman samping tetap "terbuka" seperti biasa. Temboknya juga ndak pernah saya tinggikan atau modifikasi ditambah potongan beling atau kawat berduri.

Semoga saja tetap aman selamanya..

__________

(JP.06.12.2015.Chris D.a)



.

11 komentar:

  1. malingnya ndak tanya2 dulu seh yaaa...
    seandainya dia nanya dulu, kan bisa bawa orang pinter... ilmuwan NASA, misalnya...:D

    eh... iki ngomong opo to...
    ngomong ambek ngomyang ora jelas... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha.. Sekalian sj dimusuhkan Darth Vader malingnya mba :D
      Terima ksh ngobrolnya :)
      (C)

      Hapus
  2. Jadi inget... Waktu masih LDR sama calon suami saya pernah 'disapa' sama sesuatu yang tidak kasat mata di samping kamar saya di kampung. Waktu itu sayanlagi buka jendela dan tiduran dengan kepala persis di bawah jendela. Sempet merinding tapi habis itu cuek. Pas saya tanya bapak saya kat beliau emang bener di samping itu ada penghuni dari alam sebelah. Sudah ada dari pertama kami tinggal mengingat dulunya bekas sawah dan persis depan malamnya 'Widodo'. Ada juga yang tinggal di pohon jambu dan mangga depan rumah..cuman ya ndak pernah mengganggu...

    Soal making yang ketiduran tadi pasti dia bingung abis. Wong udah manjat dengan sukses kok tahu2 bengep digebugin orang duuuh...adaaa aja...

    Btw salam buat Roger ya pak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Guk! Guk!
      Ktnya Rojer bgtu mba :)
      Maturnuwun rawuhipun..

      Hapus
  3. Wadooooo ! Itu mangga sing cidhek belimbing itu ya pa Chris ? Ngeri lak an ? Tapi ga ngaruh kambek koi ne ya ? Koi ne pa Chris montok2 kikikikiki

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba Nita. Sampai skrng kan mangga & belimbingnya ndak prnh keluar bunga. Pdhl sdh mcm2 treatmentnya :)
      Terima ksh sdh menengok ksni :)

      Hapus
  4. Waaaak kemarin udah komen kok nggak muncul ternyata :D
    Ngerii ada yang nunggu, kalo saya udah takut duluan Pak, hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asal ndak ganggu sprtinya ndak apa2 mba. Hny sj kadar mengganggu/ndaknya itu ndak standar hehe..
      Terima ksh sdh menengok ksni :)

      Hapus
  5. Merinding ah! Untung nggak... (terusno dhewe, hahaha...)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku ngerti terusane akuuuu! Sumprit a! Wkkkkkkkkk

      Hapus
    2. Haha.. Lek onok sing seru sitik ae mesti muncul kenyut iki haha..
      Maturnuwun kabeh :)

      Hapus

Komen boleh aja, boleh banget sih! Tapi yang sopan yah.........