Senin, 16 November 2015

Terhanyut RUANG KETIGA (Sebuah Catatan Pertiwi)


Sebelum-sebelumnya ini aku kurang punya waktu buat membaca padahal itu salah satu hobi lamaku. Sibuk urusan usaha dan urusan rumah juga. Sudah ada asisten tapi tetap sok sibuk. Hingga beberapa waktu ini akhirnya aku mengharuskan diriku sendiri untuk lebih banyak berada di rumah dan mempercayakan lebih banyak urusan usaha pada partnerku.

Ternyata di manapun tempatnya kalau aku menikmatinya semua hal terasa menyenangkan. Apalagi aku hanya memasak saja di rumah untuk anak-anak dan “Ndara Kakung”. Pekerjaan lain sudah dihandle dengan baik oleh asisten rumah tanggaku. Sekarang aku jadi punya banyak waktu untuk menekuni hobi lamaku yaitu membaca.

Sekarang ini aku sedang benar-benar menikmati membaca sebuah cerita bersambung di blog pribadi salah seorang temanku yang sudah kuanggap adik sendiri. Cerita bersambung itu rutin diuploadnya tiap Senin dan Kamis. Dulu pun saat masih aktif di blog bersama lainnya dia juga rutin mengupload cerita bersambungnya setiap Senin dan Kamis.

Beberapa minggu belakangan ini aku dibuatnya terpesona pada cerita yang dijalinnya pada cerita bersambung itu. Aku tidak tahu mengapa tapi rasa-rasanya emosiku ikut teraduk di dalamnya. Di dalam cerita itu tidak ada adegan dramatis ala setan versus malaikat seperti dalam sinetron tapi betapa dialog-dialog dan pemikiran-pemikiran tokoh yang ada di dalamnya begitu kuat menyentuh emosi pembaca sepertiku. Aku bisa ikut sedih ketika mengetahui latar belakang apa yang pernah terjadi pada tokoh-tokohnya, aku bisa ikut merasa marah, jengkel, tersakiti dan juga ikut tersenyum-senyum ketika ada dialog atau kejadian yang menggelitik di dalamnya.

Cerita bersambung itu sudah menyihirku! Aku menulis ini hanya sebagai catatan saja tentang apa yang kurasakan saat membacanya. Usahaku untuk merayu penulisnya membocorkan akhir cerita tercatat gagal total. Yah barangkali aku bisa memperoleh privilege itu atas dasar kekeluargaan tapi nyatanya tetap tidak bisa.

Hingga sekarang aku masih belum bisa menebak akhirnya. Cinta itu perlu juga diperjuangkan keberadaannya tapi kehidupan pernikahan juga tidak kalah pentingnya (itu kalau menurutku). Jadi buatku yang tidak bisa menulis cerita dan hanya bisa menjadi penikmat saja hal yang bisa kulakukan hanya mengikuti terus cerita itu dan membiarkan diriku terhanyut di dalamnya entah bagaimanapun nanti akhirnya.

Aku selalu salut pada para penulis cerita fiksi yang piawai mengolah pilihan kata hingga bisa menciptakan dialog dan menggambarkan situasi yang bisa membawa pembaca untuk ikut berpetualang di dalamnya sekaligus mengaduk emosi pembacanya. Dan yang lebih menyenangkan lagi dibagikan secara gratis pula cerita itu melalui blognya!

O ya aku sama sekali tidak dibayar sepeserpun oleh siapapun untuk menulis catatan ini. Aku menuliskannya karena aku ingin. Sebagai penghargaanku terhadap seorang saudara yang sudah begitu total menekuni hobinya menulis sehingga bisa menghasilkan sebuah cerita yang menurutku sama sekali “tidak biasa-biasa saja”.

Mungkin semua orang bisa menulis tapi menurutku hanya orang-orang “terpilih” saja yang mampu meracik sebuah cerita hingga berhasil menghanyutkan emosi pembacanya. Bukan hanya itu tapi juga kerendahan hatinya yang masih menganggap diri sebagai penulis abal-abal yang merasa masih perlu banyak belajar.

Sukses selalu untukmu, Sist! Dan aku hanya akan berdiam di sudut ini untuk terus mengikuti racikan rasamu berikutnya. Membiarkan emosiku terlarut di dalamnya seperti saat aku membaca cerita bersambung RUANG KETIGA mu.


(Sebuah catatan Pertiwi Christianto)

15 komentar:

  1. Beliau memang luar biasa Bu Tiwi...pernah berkolaborasi menulis dengan Mbak Lizz membuat saya paham bahwa saya itu ndak ada apa2nya. Bahkan sebenarnya kalau boleh ngomong saya jauh lebih abal2 plus sotoy dibanding Mbak Lizz. Seperti panjenengan saya juga teehanyut dan selalu teehanyut pada semua tulisan Mbak Lizz baik cerpen atau pun cerbung.
    Setiap senin dan kamis rajin up date meski jarang komen karena nggak tahu mau komen apa. Bahkan hari ini saking teehanyutnya sampek lupa update tulisan di blog sendiri.

    Sudah ah...pareng rumiyin kula nyuwun pamit. Nyuwun pangapunten yen keladuk anggenipun komentar. Nuwun...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul bu. Ketika berkolaborasi dengan bapak jg sabarnya setengah mati, ngemong sekali. Terima kasih hadirnya di sini, salam (Tiwi)

      Hapus
  2. Jiaaah... Aku nggak bisa ngomong wis, Mbak... Speechless
    Makasih karena Mbak Tiwi sudah berkenan mampir ke blogku. Kekurangannya masih bejibun. Kadang memuaskan, kadang sebaliknya.
    Soal privilege, nyuwun ngapunten, saestu mboten saged.
    Sekali lagi, terima kasih...
    Salam...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sami-sami dik. Aku juga berterima kasih sdh diberi banyak hiburan. Maju terus ya (Tiwi)

      Hapus
  3. Aq setuju! Aq setuju nih sama artikelnya bu Tiwi ini! Mba Lis ejossss poko'e! Gapopo ga dikasi bocoran kikikiki

    BalasHapus
    Balasan
    1. Njur yen setuju kompensasine opo iki jeng? Hahahaha ... (Tiwi)

      Hapus
  4. emang jos gandos top markotop kok sohibku ini...
    gak rugi SD-SMP masuk 3 besar terus...
    kalo SMA aku gak ngerti soale SMA ne ga barengan... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aow ... Bu Dani ini yg temannya dik Lis dr kecil ya? Senang sekali berkesempatan kenal meski hanya lwt blog.
      Salam kenal nggih ... (Tiwi)

      Hapus
  5. Balasan
    1. Gek sik menehi password wingi sapa ya? (Simbok)

      Hapus
    2. hayo ndak boleh berantem di sini lho... itu panda2 pada pelukan...(ini dyah Bu...pakai akun lain)

      Hapus
  6. Setuju bu, pembaca bu Lis udah banyak banget, kalau saya punya PH pasti karya-karya bu Lis udah saya jadikan.sinetron. Biar penonton Indonesia bisa menyaksikan sinetron berbobot.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah setuju dg saya bu. Semoga ada terus tulisannya yang menghibur kita. Salam bu .... (Tiwi)

      Hapus
  7. Bu Lis ya....
    Memang untuk urusan yang satu itu kita mesti takzim sama bu Lis. Tidak pernah kehabisan ide dan sangat produktif. Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sy wakilin Mama aja yah Om......... Mksh udh dtg & bc blog ini :)
      Salam.............. (Put)

      Hapus

Komen boleh aja, boleh banget sih! Tapi yang sopan yah.........