Minggu, 22 Maret 2020

Corona oh Corona



Pas covid-19 mulai merebak ampe ke negara tetangga, blon terdeteksi masuk ke Indo, yang paling stres adalah Mama. Gimana kagak? Selama beberapa taon ini Mama adalah caregiver Papa. Tau ndiri kan Papa gw pejuang leukemia? Papa kecolongan kena flu biasa aja bisa ampe pneumonia 'n masuk ICU berhari2, palagi kalo......... amit2 ketok meja 3x!


Selasa, 19 Desember 2017

(T’sC) Sejujurnya Aku Belum Siap



            Sudah lama aku ingin menuliskan hal ini. Sekedar catatan kecil saja & pengakuan untuk diriku.
            Setiap kali pak Chris harus dirawat di RS & masuk ICU, aku seolah dipaksa untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Kemungkinan terbaiknya beliau pulih & kemungkinan terburuknya adalah sebaliknya yaitu aku akan kehilangan beliau. Berkali2 beliau bisa bertahan & lolos uji, berkali2 pula aku harus kejebur lagi menghadapi situasi yg sama. Sudah nda terhitung lagi berapa kali beliau harus mampir ke “sana”. Sport jantung? Selalu. Apalagi ketika aku harus menghadapi situasi itu sendirian karena putriku berada jauh di benua lain.

Rabu, 27 September 2017

(Resensi Buku) Eternal Forseti, Novel Yang Cukup Lama Dinanti





Judul buku : Eternal Forseti
Jenis : novel metropop
Penulis : Lizz
Editor : Erri S.
Cover : Domels
Layout : Rheinara Yuki
Penerbit : Jentera Pustaka (Mata Pena Group)
ISBN : 978-602-1249-58-1
Jumlah halaman : 348
Tahun terbit : 2017 (Agustus)

Kamis, 22 Juni 2017

Susahnya "Mengusir" Emak




Emak atau Mak Tutun adalah ART kami yg sudah ikut Nyonya sejak jaman purba. Ketika Nyonya & Nduk pindah ikut saya otomatis Emak ikut juga. Loyalitasnya jangan ditanya. Apalagi rasa sayangnya pada Nduk. Ndak perlu diragukan lagi.

Menyuruh Emak libur itu suliit sekali. Ia memang ndak punya keluarga inti (anak & suami). Yg ada hanya keponakan2nya. Tapi ia lebih sayang sama Nduk daripada sama keponakan2nya. Itu pernah diakuinya sendiri. Ndak sayang bagaimana wong Nduk sudah diurusnya sejak bayi merah.

Minggu, 18 Juni 2017

(T'sC) Just A Little Note



Mengawali perjalanan kemari dgn rasa gamang, aku harus mengakhirinya dgn rasa yg sama. Aku gamang harus meninggalkan pak Chris yg kondisi kesehatannya nda bisa diprediksikan. 2 minggu itu waktu yg cukup panjang di mana sehari saja situasinya bisa berubah dari plus ke minus & itu sudah berkali-kali terjadi. Tapi berkali-kali pula ia meyakinkan bahwa nda akan kenapa2. Lagipula ia tau betul bahwa aku sudah kangen sekali pada si Ucrit. Oklah aku berusaha untuk percaya. Sampai waktunya aku harus berangkat ia nda apa2. Bahkan sampai detik ini waktunya aku harus pulang kondisinya masih terkendali.

Kamis, 15 Juni 2017

Pelangimu, Pelangiku



Telah tiba suatu masa
Saat kulepas kau terbang tinggi
Mengepakkan sayapmu yang mengembang bebas
Untuk meraih pelangi
Yang pernah kujanjikan
Buatmu seorang

Senin, 12 Juni 2017

Tinutuan dan "Anak Durhaka"



Kemarin sepulang misa Minggu pagi saya mendapat kiriman tinutuan (bubur Manado) dari mba Tien. Beliau inilah yg jadi rekan nyonya mendirikan usaha katering. Kebetulan saya memang lagi lapar berat karena saya agak terlambat bangun (gegara semalaman skypean dengan nyonya & nduk). Jadi saya berangkat ke gereja tanpa sarapan dulu (cuma sempat mengunyah roti tawar gandum kosongan selembar buat "bungkus" obat yg harus saya telan). Makanya begitu bubaran misa saya langsung pulang & ketemu dengan tinutuan yg hau jek sen cing ping.

Jumat, 19 Mei 2017

Bubar? Cari Lagi Gaes!



Pas gw kudu berangkat ke sini otomatis gw kudu siap keilangan banyak hal. Sohib2, sepupu2 gw yg manis2, masakannya Mama, anjing2 gw, si Piki boil imut gw, kamar gw yg anget, trio kwek2 (Emak, lek Siti, pak Mis), martabak. Yg paling berasa yah keilangan Mama & terutama Papa. Belakangan ini gw jg keilangan tunangan. Tp itu sedihnya gak ampe sepersekian ribu kesedihan gw idup jauh dr MamPap.

Dari jauh hari sebelon gw berangkat Papa udah berkali2 pesen 1 hal: LDR itu gak pernah gampang. Of course he's right. Papa pengalamannya udah tingkat dewa soal itu termasuk gagal2 nya. Makanya biarpun status gw udah tunangan jg gw gak berharap banyak. Caranya ngatasin biar pikiran gak jadi ngelantur kemenong2 jg banyak. Salah satunya fokus sama kerjaan, persiapan lanjut studi & idup gw disini. Gw bisa tapinya yg disono kagak. Jadilah ada yg gw lepas dr jari manis kiri tangan gw.

Minggu, 07 Mei 2017

(T'sC) Kebo N(y)usu Gudel, Kenapa Tidak?



Mengikuti sebuah peristiwa dimana ada seorang ibu cantik berpenampilan terhormat & pendidikannya (sangat) tinggi, tapi kurang bisa menjaga perilaku & tutur katanya, mendadak aku seperti bercermin. Kecantikanku tentu saja di bawah ia (jauh), penampilanku juga nda bisa disetarakan dengan ia (jomplang), pendidikan terakhirku juga ndak setinggi ia (beda gelar), tapi itulah perilaku & tutur kataku dulu. Soal kata "dulu" & "sekarang" sepertinya nda terlalu penting. Perubahan hanya soal waktu. Jelasnya, aku pernah berada "di sana". Hampir menjadi perempuan "kerak neraka" (pinjam istilah dari Jeng Ayu pemilik blog fiksi super keren di sebelah).

Sabtu, 22 April 2017

Ketika Perjuangan Berbuah Manis



Setelah membaca sebuah artikel di blog tetangga yang sedang girang hati karena novelnya hendak terbit, saya jadi tergelitik untuk menuliskan catatan ini. Saya ndak akan terlalu menyoroti hasil karyanya karena soal selera adalah bersifat subjektif. Buat saya pribadi, mengagumkan, karena selalu ada sesuatu yang bisa saya tangkap dari karyanya. Ada energi, semangat, kecintaan pada dunia literasi, disiplin, hiburan & "isi". Yang ia tulis sama sama sekali bukan cerita yang hanya menghibur tapi kosong, tapi juga ada berbagai pesan tentang kehidupan di dalamnya. Itu di mata saya.